saya pindah desk. kantor memerintahkan saya untuk menambah kekuatan desk politik (baca : pilgub).
bagaimana rasanya? jujur saja, saya orang yang apatis terhadap politik. di koran, halaman politik adalah satu-satunya lembar yang saya lirik pun tidak. halaman olahraga, halaman utama, surabaya, nasional, internasional, jadwal bioskop, saya baca semua. bahkan halaman untuk kaum wanita pun juga saya baca. but, politics no way!
saya ini lo golput sejati. saya tidak peduli dianggap pengecut yang tidak takut salah memilih. dianggap pemuda yang tidak peduli terhadap masa depan bangsa. i dont fuckin' care.
waktu pemilu, saya sempat diumpat papa saya habis2an..gara2nya saya malah tidur ketika orang satu kampung keluar untuk nyoblos. akhirnya, agar tidak menyakiti perasaan papa yang telah menghabiskan gajinya untuk menyekolahkan saya, saya pun keluar untuk nyoblos.
tapi ya gitu, pas nyoblos, saya coblos semua kotak. malah, saya bentuk lubang2 itu menyerupai gambar hati. jadi, kertas suara saya tidak sah.
kembali ke pilgub.
akhirnya, seperti yang sudah diduga oleh semua kalangan, di lapangan saya tolah toleh. gak tau apa-apa.
tapi, harus diakui, sebenci-bencinya saya sama dunia yang dipenuhi orang-orang munafik ini, pilgub sebuah media untuk menggerakkan ekonomi rakyat.
tukang sablon laris manis.
tukang pasang poster liar jadi punya pekerjaan.
tim sukses jadi kaya mendadak.
wartawan bodrek jadi berbunga-bunga.
dan, tentu saya juga bisa bilang...bila kantor saya juga sumringah dengan event yang membutuhkan pasokan dana dari pemerintah sekitar 500 milyar rupiah ini. para cagub dan cawagub berani membayar mahal untuk pasang iklan di media cetak. iklan yang tentu saja menonjolkan janji-janji muluk mereka..iklan yang memperlihatkan bagaimana mereka seolah-olah dekat dengan rakyat kecil..iklan mereka melakukan kunjungan kesana kemari..
la iya..kok melakukan kunjungan baru sekarang. dulu, pas jadi pejabat, pas jadi ketua ormas, pas jadi tokoh politik, pas jadi pengusaha sukses, pas jadi perwira tni, kok ya nggak pernah nyambangi pasar, atau buruh pabrik.
apa nanti setelah mereka jadi pejabat tetap melakukan kunjungan-kunjungan cari muka ini?
tidak. mau bukti? lha wong wartawan (yang konon punya kekuatan sakti untuk bertemu bahkan menghakimi pejabat-pejabat) saja susah untuk bertemu mereka kok.....apalagi pedagang buah yang sambat stan-nya digusur satpol.
lha wong rata-rata mereka ini susah ditelpon wartawan dengan alasan telponnya dibawa ajudan kok...apalagi buruh pabrik yang sms usul supaya umr naik.
Kamis, 03 Juli 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
selamat untuk blogger dan kejujurannya. minimal, anda bukan orang munafik. anda juga bukan munafik khanuntuk tetap katakan pos pilgub tetap pos yang lebih basah daripada kriminal. hehehehe
met bergabung, selamat... selamat...!
ojok lali filtere bos. I luv you
Ttd
aga
Posting Komentar