Minggu, 10 Agustus 2008

ponsel

Saya heran kenapa orang Indonesia begitu ngefans sama barang yang satu ini.
Sedemikian hebatnya ponsel, sampai didaulat menjadi barang yang mereka harap, bisa memperlihatkan, atau memperbaiki status mereka.
Sempat mampir ke sebuah sekolahan smp, seorang anak tionghoa main game di ponsel keluaran sony-ericsson yang harganya 2 jutaan.
Pernah juga menunggu teman di sebuah sma di kawasan sma kompleks. Pasangan wali murid, datang dengan sebuah motor butut. Yamaha bebek keluaran 70-an. Si ibu turun. Dengan tergopoh-gopoh dia datang ke satpam. ”Pak saya nitip ini ke anak saya,”
Ibu itu lalu menitipkan sebuah ponsel nokia berkamera 1,3 juta piksel. Yang harganya tentu diatas 1,5 juta.
Ketika saya berhenti sejenak untuk beli martabak di dekat unesa, mata saya tertuju ke sebuah warung kopi di seberang jalan. Dua orang remaja tanggung sedang bersenda gurau. Sambil manggut2, karena seseorang diantara mereka menyalakan keras2 lagu grup band d'masiv dari mp3 player yang ada di ponsel miliknya.
Jalan-jalan ke tunjungan plasa, seorang anak pribumi kaya berumur sekitar 8 taunan, asyik ngobrol ngalor ngidul sambil tetawa-tawa. Entah apa yang diobrolkan, tapi rasanya gak mungkin kalo dia lagi tanya pe-er ke salah satu temannya.
Sambil mengelus dada, saya membayangkan berapa pulsa yang dia habiskan.
Di rumah, mbakyu saya lagi serius membolak balik sebuah tabloid khusus ponsel. Sepertinya dia ingin ganti ponsel lagi setelah belum genap sebulan lalu ganti ponsel untuk entah yang ke berapa kalinya..
Jumatan di masjid kantor, saat khotib jumat bersusah payah bedakwah, seorang pegawai dari kantor depan kantor, memencet-mencet ponselnya. Sepertinya lagi mengutak-atik feature yang ada di ponselnya. Sesekali, dia pamerkan foto-foto yang ada di ponselnya ke teman yang ada disebelahnya.
Di pasar malam dadakan, seorang pembantu rumah tangga genit menguntai-nguntai ponselnya. Bila gerakan tubuhnya bisa bicara, mungkin bilang begini : ”nih, lihat..aku punya ponsel lho...,”
Oh ya, teman sekantor saya kemarin baru saja dapet rejeki. Apa yang pertama dia bilang? ”Wah..bisa ganti baru hape baru nih..,”
Yang paling menyebalkan, sempat saya, bersama westi-pacar saya, makan di warung sate pinggir jalan. Ada pembeli lain (yang keliatannya juga pasangan pacar) di warung itu.
Pembeli ini, dari saya memesan sate, sampai 10 tusuk sate ayam saya habis, obrolannya tidak pernah lepas dari masalah ponsel. Bak pakar ponsel, dia menceritakan dengan detail kehebatan sebuah ponsel kepada sang pacar.
Ketika pacarnya berkomentar salah tentang sebuah ponsel, dengan sigap dia langsung mengoreksinya. Persis makelar hape yang banyak nongkrong di depan wtc.
Yang lebih heran lagi, belakangan pacar saya mendesak saya untuk mengganti ponsel motorola keluaran tahun 2003 yang saya miliki.
Bagaimana tidak heran, wong jelas-jelas ponsel saya masih bisa buat menelepon.
Dan perasaan, setiap saya mengirim pesan singkat, selalu terkirim ke nomor tujuan tanpa berkurang satu huruf pun.

3 komentar:

banditmemo mengatakan...

Jangan bingung:
1. anak tionghoa main game di ponsel keluaran sony-ericsson yang harganya 2 jutaan, itu hanya hadiah dari tabungan bapaknya di sebuah bank. Bapaknya, menabung di bank tersebut dan langsung mendapat hadiah.
2. Hal yang sama juga dialami oleh Pasangan wali murid yang datang dengan sebuah motor butut. Mereka lebih suka menyenangkan anaknya daripada ganti motor bututnya.
3. Sedang dua remaja yang manggut karena HP yang ada mp3 player, jelas tidak aneh. Sudah banyak HP canggih yang murah.
4. Seorang anak pribumi kaya berumur sekitar 8 taunan, asyik ngobrol ngalor ngidul sambil tertawa-tawa karena dia pakai 3, operator yang menggratiskan percakapan sesama 3.
5. Kakakmu yang serius membolak balik sebuah tabloid khusus ponsel karena memang pergaulannya menuntut demikian. Bayangkan bila seluruh kapolsek menggunakan Nokia 9500 lalu ada satu yang pakai 3310, aneh nggak?
6. Kalau yang Jumatan di masjid kantor dan saat khotib jumat bedakwah, malah pamer HP, itu pancen KURANG AJAR.
7. Pembantu rumah tangga yang genit dan pamer HP juga bisa dimaklumi. Dia ingin mengatakan “MASAK WARTAWAN SURYA, KOK HPNYA KUNO?
8. Teman sekantor yang dapat rejeki dan berniat beli HP. Emang urusanmu apa?
9. Kalau tentang pemuda yang ngobrol habis tentang HP, memang dia adalah makelar yang gagal. Dan ingat, orang yang banyak bicara tentang satu hal, sebenarnya dia tidak punya hal tersebut. Soal pacar, benarkah kamu punya?

ajibramastra mengatakan...

hehe..terima kasih atas kesudian untuk bergabung di forum ponsel mas bandit...hehe..
memang saya tergolong kaum penyuka sentil sana sentil sini...hehe...

westi mengatakan...

Yaa..kan hp mz batrenya sering drop..apa gak mengganggu kerja..
Wz setuju kok kalo beli hp yang harganya lebih mahal dari uang makan sebulan kita atau bahkan lebih besar dari uang gaji sebulan itu hal yang sia-sia. Tapi kalo dikado bole juga tuu..hehehe..Asalkan hp bisa buat sms dan telpon sudah Alhamdulillah..
Dari pada beli hp mahal-mahal mending buat beli robot..kan bagus bisa di lihat-lihat dan buat mainan :p