Kamis, 09 Oktober 2008

Curiga

Salah satu sahabat saya, yang seorang polisi, marah-atau katakanlah, sedikit emosi ke saya.
gara-garanya, ada pertanyaan yang saya lontarkan, bisa dibilang memojokkan dia.
sahabat saya bilang : "Ji..kamu itu kok belum percaya saja sama saya. selama bertugas, mana pernah saya menutupi sesuatu ke kamu dan teman-teman wartawan lain,"
saya yang tertegun, hanya bisa minta maaf.
"mohon maaf mas...saya ini kan cuma buruh yang disuruh majikan saya bertanya ke sampeyan....maka saya bertanya ke sampeyan, agar menjaga predikat saya sebagai wartawan yang objektif," kata saya seketika.
sahabat saya merespon. dia lalu mengirim balik pesan singkat ke saya.
intinya, dia memang sedikit emosi karena merasa dicurigai ini-itu. padahal dia merasa tidak punya relevansi dengan tuduhan itu.
lalu saya kembali bekerja, menulis berita.
jam setengah sebelas malam. tulisan sudah selesai, tapi saya tetap belum bisa pulang. redaktur sedang melihat tulisan saya.
meski ngantuk, dan praktis tidak ada pekerjaan berguna yang saya lakukan, saya masih harus di kantor. jaga-jaga kalau redaktur menanyakan sesuatu, terkait tulisan yang saya buat.
tiba-tiba ponsel saya bergetar kencang. pacar saya kirim sms. dia bilang : "mas, lagi ngapain sih. katanya deadline selesai jam delapan malem. jam segini kok masih kerja,"
lalu, dengan kedongkolan (yang kira-kira sama bobotnya dengan kedongkolan sahabat saya tadi) saya jelaskan ke pacar saya, kenapa kiranya saya masih di kantor...